Paku Bumi patung pagar batu hati singgasana atau gajah dalam artian kata seperti adanya gunung bukit perbukitan batuannya ataupun seperti bangunan yang megah..? atau Layaknya sebuah pasukan tentara yang berbaris meredam dan menjaga,,,?
Batu itu hanya diam dalam keteguhanya meski kadang di hina sekalipun bila dipuja karena memang tercipta untuk menjaga dalam meredam getaran yang ada,,, sama juga seperti yang ada dalam derap langkah yang menjaga dan seharusnya bisa meredam suatu gejolak amarah ketika memang dipersiapkannya,,, maka perumpamaan batu ataupun kebendaan itu juga sama dalam derap langkah dan semuanya menjaga yang dalam artian sebenarnya,,,?
layaknya gunung dipancangkan teguh dengan sebenarnya dan ada dalam suatu yang meredam disetiap goncanganya dan memang benar ada dalam suatu yang menjaga…hanyalah falsafah dari apa yang memang dipancangkan teguh dengan sebenarnya dan meredam disetiap goncanganya… dan semuanya hanya untuk menjaga dalam suatu peringatan yang nyata dan bukan untuk dihina ataupun juga disembah dan memang diperuntukkan hanya sebagai peringatan yang memang benar dalam arti kata,,, Hanya ingin merenungkan dalam artian kata yang pada suatu kala yang menguasai semua bahasa pembicaraan setiap makhluqnya bahkan semut saja memahaminya apalagi gajah..? dan juga menguasai yang ada dalam barisanya dalam derap langkah yang menjaga dan juga semua hewan itu ada dalam barisannya yang bukan saja manusia bahkan yang ghaib itu ada dalam barisannya yang menjaga dalam derap langkah yang memang teguh dengan sebenarnya…
Lalu apakah tak dilihatkah yang pada pembangunanya yang pada kemegahan suatu benda bahkan batu itu ada dalam bentuknya seperti yang memang ada dalam suatu yang meredam menjaga ditiap goncanganya sekaligus juga menerangkan bila ada masa sebelum masa yang dengan dipenuhinya seluruh hamparan adalah barisan hati yang menjaga dan meredam disetiap goncanganya tapi mereka malah berpaling meludahinya tidakkah disadarinya bahwa semua barisan dalam penghamparanya itu menimbulkan rasa tentram atau juga kasih sayangnya dan tak disadarikah pabila batu itu ada dalam setiap aliran yang menghidupinya dan apa saja yang ada disetiap tangganya ataupun dakianya disekitarnya dan pabila terbelah ada juga mata air yang mengalirinya dan diantaranya sungguh ada yang menyembur menjadikan gambaran dirinya yang terkecilnya lalu mereka meluncur jatuh mengalir mengubur dirinya seakan-akan mereka sebuah pasukan yang menjaga di benteng-bentengnya ataupun seperti berada diatas tepi jurangnya kemudian mereka semua meluncur jatuh bersama-sama,,,??
Ketika sebuah nyata yang ada hanya fatamorgana tinggalah ia menganga dalam hampa bak gunung pabila dilubanginya dan ketika setelah hancurnya menjadi fatamorgana tetaplah lubang itu ada sebagai peringatannya.. Dan agar mereka mengetahuinya bahwa memang pada suatu masa apakah seluruh hamparan adalah nyata atau bahwa seluruh hamparan adalah barisan hati yang menjaga meredam disetiap getarannya…? Dan Diantara barisan hatinya ataupun bebatuan gunungnya sungguh ada yang mengalir sungai-sungai dari padanya dan diantaranya sungguh ada yang hancur terbelah lalu keluarlah mata air daripadanya dan diantaranya sungguh ada yang menyembur meluncur jatuh mengalir mengubur dirinya..
Tenggelam rentan kelam malam menutup cahya terang berselimutkan taburan bintang menghiasi gundahnya sinaran sang rembulan… Kehampaan menaungi jauh di atas bilik awan berkelipan bercahaya menembus kegelapan kehampaan kekosongan dan tetap berjalan dijalur yang terang atau bila memang menjadi petunjuk malam ataupun ketika dilaluinya sang rembulan ketika beredar berjalan akan selalu tetap berjalan di jalur yang terang begitupun sang bintang yang cahayanya menembus kegelapan ketika bulan beredar berjalan yang itu menandakan juga apakah bulan berada dalam kehampaan kegelapan kekosongan atau berada dalam kehancuran yang meskipun bulan bercahaya bersinaran tapi bintang cahayanya menembus kegelapan kekosongan keluangan kerenggangan dan apa yang ada di langitnya akan selalu tetap berjalan dijalur yang terang..? Maka pilihlah tunjuklah satu atau dua tiga bintang dari sekian banyak bintang dilangit malam yang akan dilalui sang rembulan apakah bintang tetap berjalan di jalur yang terang dan cahayanya apakah menembus kegelapan malam meskipun ketika dilaluinya sang rembulan..?
Apakah sama juga dengan yang ada di titik tertinggi atau kerendahan yang dalam kefatamorganaan yang akan selalu tetap berjalan dalam suatu keteguhan sebagaimana jalannya awan kalau hujan tak kunjung datang apakah embun cukup mendamaikan dan sang Pencipta benar benar mengetahui sekalipun ketika kita berdiam dalam suatu jalan..?bahkan mengetahui apa yang ada di dalam hati yang terdalam...?? Ketika sepertinya mengetahuinya tapi yang sebenarnya kita tidak mengetahui apa-apa maha sucinya sang pencipta…kembalikanlah suatu pandangan dan sertailah dengan hati yang menjaga meredam….
Tidak ada komentar:
Posting Komentar