Bintang Menembus Kegelapan

Bintang Menembus Kegelapan
Cahaya Menembus Kegelapan Kehampaan Kekosongan Keluangan Kerenggangan

Hanya dengan terang

Terbengkalai dalam lamunan senja hilang angan tiada berwarna fajar menyingsing lembut nan indah menggapai adanya cara menyatakan makna yang bernada,,mengelilingi itu sebuah putaran tapi dimana yang bermakna?lingkaran melingkar ditiap waktunya tapi mengapa tak melakukan putaran yang penuh kemanfa’atan adanya,,menapakkan kaki itu sebuah jejak dan tak seharusnya jejak hilang begitu adanya hujan dan panas menghilangkanya adanya pemahaman jejak bukanlah bayangan belaka tapi semuanya terjejak ketika ada yang memahami jejaknya dan tak menyadari jejak itu dikelilinginya,,semerbak wangi harum bunga dan kuningnya daun ketika setelah hijaunya dan menjadi tak berarti apa-apa ataupun sebaliknya,,ketika daun yang kuning itu berguguran selang adanya jarum jam yang terus berjalan maka apa yang membuatnya berbangga,,,,?rintik hujan pun membasahi buminya dan menjadikan adanya gelembung di tanah adakah suatu kehidupan disana,,,? fajar senja terselimuti gelap rembulannya dan menjadi terang di bias bayang sinarnya,,,Riak air menyapa di telaga sebuah cerita dan buyarlah seberkas bentuk benda,,,menghayati peranan langkah menyusuri kelamnya lorong hampa berdengung terdengar telinga sepertinya berbisik menuntun langkah yg meraba-raba bertanya,,,dimanakah bentuk berada,,,,?dan bentukpun nyatanya hilang sirna dibuainya ombak samudra tentang adanya riak di Telaga,,?lalu di manakah bentuk nyata sebenarnya,,,? Apakah bentuk nyata terbuai oleh gelombang ombak samudra ataukah malah hanya terbuai oleh setitik riak di Telaga...?

Niat menjaga apa yang telah ditetapkan dan menerima semua pemberian tanpa harus berlebihan mengingkari apa yang memang diberikan…seperti barisan hati yang menjaga meredam disetiapnya getaran dan memang benar sebagaimana jalannya awan penuh keberkahan bila hujan tak kunjung datang apakah embun cukup mendamaikan…?maka dirikanlah rapatkan dan luruskan sebuah pandangan seperti adanya tiang-tiang yang menyanggah suatu bangunan menghormati menjaga apa yang ada dalam barisan walaupun hanya diam karena memang ucapan dan gerakan harusnya hanya kepada yang menciptakan tidak ada tinggi kerendahan bahkan semua sama dalam pandangan dan dimanapun pandangan dihadapkan bila saja menoleh kiri kanan dari arah sudut pandang mereka hanya mengucapkan tentang adanya kedamaian atau salam yang semuanya ada dalam kebenaran atau kebajikan dan kesabaran seperti juga adanya tiang-tiang yang menyanggah suatu bangunan dan lebih baiknya suatu kebaikan dilakukan secara bersamaan bukan sendirian karena tiang yang menyanggah suatu bangunan akan lebih kuat bila disanggah secara berjamaah atau bersamaan…. Dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalang-halangi menyebut namanya yang telah terukir indah di semua bangunan kemegahan benda, dan mereka berusaha untuk menghilangkan namanya atau juga malah merobohkannya mengubahnya merusaknya...? Dan mereka mengenalnya seperti mereka mengenal apa yang ada dalam buaiannya bahkan sebelum dia ada ataupun dilahirkan ke dunia dan menjadikan namanya bersanding dengan sang Maha kuasa yang maha besarnya dalam bahasa yang aslinya ataupun semestinya dan tiada daya dan upaya segala kemenangan hanyalah atas kehendaknya saja..? 

Niat baik dalam sebuah perumpamaan bagaikan menanam Duri di halaman depan rumah pada suatu jalannya...? Memang benarlah amal itu tergantung dari niatnya tapi dari niat baik saja dunia bisa hancur terpecah belah,,? Apalagi yang dari awal niatnya sudah berada pada keburukannya..?

Duri di jalan sebuah cerita, apakah harus disingkirkan atau dibiarkan..? Berjalan di jalan sebuah kenangan dan di persimpangan ia kebingungan dimanakah arah jalan kembali pulang? Ataukah dimanakah tempat arah tujuan? Atau di manakah arah jalan kebenaran? Angin berhembus sayup terdengar kencang berputar gemulai seakan akan sebuah tarian rintik hujan pun datang membasahi kekeringan dan sebelumnya memang ada dalam keputusasaan,,? Duri yang tertanam tersebar di halaman depan rumah adakah mereka berbunga berbuah dan matahari selalu memberikan sinarnya dan menjaga merawat dalam tatapannya hanya pada hari terangnya begitu juga dengan bulannya dan bintang pun hanya bisa melihatnya pada malam harinya dan tidak mengetahui apa yang dikerjakan yang empunya rumah pada pagi harinya sehingga bintang memberikan arah jalan untuk membersihkan duri yang tersebar di halaman depan rumah karena rasa sayangnya pada yang empunya rumah agar duri tak mengenainya melukainya terinjak kakinya..? Perumpamaan niat baik dari Duri yang tersebar tertanam di suatu jalan halaman depan rumah, boleh jadi adalah sebuah petaka ketika kaki tertusuk mengenainya atau menjadi suatu berkah ketika tanaman berduri itu berbunga berbuah,,? Maka niat baik ketika membersihkan duri di suatu jalan bahkan di depan rumah apakah ada persetujuan atau izin dari yang empunya rumah,,? Apakah yang sebenarnya ia malah sengaja menanamnya bekerja keras merawatnya menyirami nya menyemai nya ditiap pagi harinya sebagai penyejuk matanya dan di malam harinya kita membersihkannya tanpa sepengetahuan yang empunya ketika ia beristirahat di gelap malamnya????? Ataukah niat baik kita membersihkan duri agar tidak terkena injak kaki yang empunya rumah karena rasa sayang padanya atau malah yang sebenarnya kitalah yang salah,yang dengan tergesa-gesa membersihkan duri tanpa harus bertanya..? Hanya karena petunjuk dari sang bintang yang hanya bisa kita melihatnya pada kegelapan malam..? Jadi janganlah tergesa-gesa ketika berjalan atau mengambil suatu keputusan,,meskipun bintang atau beribu bintang yang memberi petunjuk arah jalan dan bilapun itu adalah matahari dan bulan yang terbit dan terbenam yang muncul di timur dan di barat ia tenggelam yang menjadi petunjuk perhitungan dalam suatu kebiasaan.. Maka lakukanlah dengan terang yang semuanya ada dalam kebenaran tidak berada pada kegelapan lagipula kehampaan Tanyakanlah bicaralah lakukan dengan terang dua mata saling bertemu pandang.. 

Layaknya suara gonggongan dengan lidah yang dijulurkan dan seperti juga binatang melata dengan suara desisan serta menjulurkan lidahnya yang panjang lagipula bercabang dan Apapun yang mereka kerjakan lidah akan tetap mereka julurkan..? Dan bagaimana kita mendapatkan suatu kebenaran dari adanya suara lenguhan ataupun lolongan suara kegelapan atau suara gema gaung samar bayangan lagipula lidah yang bercabang dijulurkan dan terdengar suara desisan..? 
Dan sebagai manusia yang nyata berpandangan maka Tunjukkan perlihatkan beritahukan dan katakan jalan kebenaran walau itu menyakitkan atau tidak layak mendapat kebajikan...

Lingkar kelam malam mencoba melawan keangkuhan senyap detak suatu putaran seperti juga hewan pabila berjalan dan juga melolong hina di kegelapan,,,,? Lakukan dengan terang....? Hanya dengan terang dan bicaralah layaknya manusia yang berpandangan yang bukan setan atau hewan apakah kita mengetahui arti maksud dari pembicaraan ataupun perkataan dan yang melakukan apapun dalam kegelapan lagipula ketakutan..? Jangan hanya Karena seekor hewan yang tak berdaya apalagi yang sudah terluka dengan membabi buta menuruti hawa nafsunya terus mengejarnya memburunya hingga lupa seorang manusia di tinggalkannya di tengah hutan belantara yang sedang berada dalam penjagaanya dan hutan bukan tempatnya manusia ataupun tempat seorang wanita yang dalam keadaan lemah atau sedang berbadan dua..? bahkan sekembalinya dari berburunya ia malah percaya dengan adanya kabar burungnya yang menganggap sang wanita ada yang menculiknya padahal yang sebenarnya apakah sang wanita ditempatkannya di dalam istana yang bukan di tengah hutan belantara dan pada saat dibawa ke istana dalam keadaan lemah yang bertambah dan tak sadarkan dirinya sedang berada di tengah hutan belantara yang merupakan tempat bagi sekawanan hewannya...? Seperti Hewan yang pekak pendengarannya tidak mengerti bahasa ucapan manusia apalagi setannya tidak mempunyai daya upaya hanya bisa membisikkan sesuatu di dada dan manusia memang tempatnya salah lupa atau khilafnya..?dan jangan mengirimkan suatu utusan dalam bentuknya yang hewan apalagi Setan siapa yang mengetahui suatu maksud pembicaraan yang itu hanya akan menjadi salah faham dan hanya akan menimbulkan kekacauan kerusakan serta buntut dari semua kerusuhan memicu terjadinya peristiwa kebakaran yang akhirnya hanya akan berakhir di medan perang...?dan ketika pada akhirnya mereka saling bertemu pandang di medan perang maka pembicaraan sebagai layaknya manusia yang berpandangan bukan lagi menjadi suatu jawaban akan adanya segala pertanyaan..?karena pembicaraan di medan perangnya bukan lagi tentang kita benar atau salah berteman atau bersaudara hewan atau setannya sekalipun dia adalah guru kita ataupun muridnya iblis maupun malaikatnya ataupun kita sesama manusia atau juga sesama makhluk hidupnya bahkan sekalipun antara anak-anak dengan orang tuanya perang tak akan bisa dihentikannya... Tak akan bisa menghentikan adanya perangnya di medan perangnya sekalipun ajal datang menjemputnya ataupun sang Pencipta sang Maha Kuasa memutuskan keputusan hidup matinya..? Maka bicaralah sebelum semuanya terlambat untuk dipertanyakan atau berada di medan peperangan sebagai seutuhnya manusia yang berpandangan yang bukan setan atau hewan..? Apakah setan itu bukan saja dari golongan tumbuhan atau hewan atau makhluk apapun yang berada dalam kehinaan tapi apakah kita seorang manusia yang berpandangan termasuk juga menjadi golongannya setan..?yang bersembunyi di kegelapan lagipula ketakutan yang tidak nampak kelihatan ketika melakukan suatu perbuatan yang tidak ada dalam kebenaran atau kejahatan yang membisikkan suara keburukan kebencian di setiap kesempatan meski terang ada di setiap putaran…?Lakukanlah dengan terang meski setitik cahya terang yang itu akan menjadi penerang dan yang menjadikan seutuhnya manusia yang berpandangan…

Seperti hewan yang pekak tuli tidak bisa mengerti bahasa ucapan manusia apakah seperti itulah manusia yang sudah tertutup mata hatinya padahal yang sebenarnya mereka mengerti ataupun mengetahuinya tapi apakah karena kesombonganya yang rendah hina layaknya ketika mereka dapat melihat di gelapnya mata ataupun mereka hanya percaya dengan apa yang dilihatnya ataupun di dengarnya tanpa mereka mengetahui alasannya bahkan sekalipun mata melihatnya dan telinga mendengarnya apakah mata atau telinga dalam keadaan payah maka bertanyalah bicaralah sebagai seutuhnya manusia..? apakah hewan itu makhluk yang hina dan apakah setan itu apakah lebih rendah terhina bagaimana mereka bisa berjalan dengan cara jalannya yang tidak seperti manusia begitu bangga diliputi keangkuhannya tanpa mereka menyadarinya seperti hanya bisa berjalan dengan membungkuk saja atau hanya duduk saja ataupun berjalan diantara perutnya atau sujudnya tanpa mereka bisa berjalan dengan tegak berdirinya... Dan apakah hanya manusia saja yang bisa melakukan semuanya dari tegak berdirinya membungkuk duduk ataupun sujudnya...apakah yang mereka kerjakan dari cara jalannya yang hina berjalan dalam keadaan duduknya dan lebih terhina ketika mereka berjalan dalam keadaan terbaring di peristirahatannya dengan jalan menyekutukannya seperti makhluk yang hina dan lebih rendah terhina...? maka berjalanlah dengan SEDERHANA tidak TERGESA-GESA di dalam keadaan apapun juga sebagai seutuhnya manusia dari berdirinya duduknya hingga terbaringnya hanya dengan memurnikan keesaan sang pencipta yang maha besarnya penyayang pemurahnya... apakah hewan tidak bisa masuk dari tempat yang semestinya hingga mereka membuat lubang jalan celah untuk mereka bisa masuk ketempat yang di inginkanya walaupun dengan cara merusaknya membuat lubang di tanah yang tidak semestinya apakah mereka tidak mampu bebicara atau mengucapkan salamnya ketika ingin masuk melalui pintu gerbangnya maka apakah manusia yang dijanjikan kemenangannya melalui pintu gerbangnya apakah sama saja dengan hewan yang rendah terhina ataupun yang sebenarnya apakah merekalah sendiri yang menghinakan dirinya dengan menempuh jalan yang sulitnya padahal mudah saja kalau mereka bisa berbicara hanya bicara tidak menggonggong atau mengaum ketika menggertak lawannya ataupun menganggap siapa saja tidak sama dengan dirinya yang bisa melihat di gelap malamnya ataupun kegelapannya yang rendah terhina kalau saja mereka mengetahuinya dengan sebenar-benarnya...? bahwa kehidupan ini bukan hanya kehidupan didunia saja tapi ada juga akhiratnya tempat yang semestinya sebenarnya atau juga dimana tempatnya mereka tidak akan mengulangi hal yang sama setiap kalinya mereka menemukan jalan keluarnya ditambahkan rasa penasarannya dan yang sebenarnya mereka terjerat terperangkap di dalamnya dengan menyisakan seribu tanya yang tak akan ada jawabannya dengan rasa penyesalannya seperti suara desir gurunnya ataupun suara gulungan ombak lautnya yang berada dalam fatamorgana dan dengan sendirinya membuat merinding berdiri buluh kuduknya apakah mereka hanya mengingatkan saja tentang adanya suara bisikan bisikannya atau malah menjerat memperdaya dengan keindahan fatamorgana yang dibuatnya ketika berada dalam kehampaannya maka tetap sadarlah jangan terlena dengan desir deru debur suaranya...?atau malah yang ada sepertinya dengan tidak disadarinya mereka terperosok menjatuhkan dirinya dari atas tebing tinggi nan curamnya diliputinya tanda tanya perihal penyebab hancur tubuhnya di jurangnya.. Atau pula hancur luluh lantak kemusnahannya yang pada suatu masa dan jadilah ia sama dengan suara bisikan didalam dada atau juga seperti suara desir deru debur ombaknya tentang adanya sebab di dada ataupun luka celah lubang di hatinya..Lalu apakah malah mengulang kembali menjadi penggoda dengan bisikan fatamorgana menjadi sama seperti mereka yang tidak bisa berpijak di tanah dengan kedua kakinya hingga habis kenyataanya ataupun tubuhnya menjadi seperti butiran debu pasirnya ia hanya bisa berbisik menjerumuskannya... maka janganlah menukar apa yang ada dengan yang tidak ada yang tidak terlihat mata yang itu menjadikan sama saja seperti mereka yang ada dalam fatamorgana yang pada suatu kala di debur desir gemuruh suara ataupun tentang adanya bisikan di dada...?? 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bayangan Part 2 xzx

Lalu bagaimana bila membuktikannya dengan mata terpejam ataupun keesokan pandang atau apa yang akan ada pada langit malam ataupu...