Bintang Menembus Kegelapan

Bintang Menembus Kegelapan
Cahaya Menembus Kegelapan Kehampaan Kekosongan Keluangan Kerenggangan

Kita manusia semuanya sama yang membatasi hanyalah hati yang masih tetap ada dijaganya

Terlalu dalam sebuah rasa itu hingga menembus dalamnya kalbu apakah semua ini menandakan adanya suatu belenggu yang didalamnya berubah menjadi rindu Sesak langkah tenggelam bersemayam debu Mengantarkan rona duka menggeliat menggebu Tersapu sayat putaran yang berlalu Menerbangkan angan kelam sang waktu,,,? Dalam bayang yang ada hanyalah angan termakan sinar yang temaram dan lambaian itu menandakan adanya putaran seharusnya bisa tuk direnungkan tentang adanya semua gerakan dan gerakan tidaklah diam karena adanya gerakan menandakan adanya putaran.. Lalu lihatlah langit itu apakah seperti kaca dan adakah retakan disana lalu kenapa harus berputus asa tentang adanya kasih sayang berselimutkan rasa dan semuanya itu ada dalam semua penghitunganya,,,?seharusnya itu menjadikan bahwa memang sebenarnya semua ada dalam suatu batasan layaknya malam itu pastilah ada siang dan setelah siang itu pastilah menuju ke malam dan begitu seterusnya berulang-ulang,,,tidak mungkin malam itu tanpa Adanya siang dan adanya siang pastilah menuju kemalam lalu tidak adanya retakan itu harusnya semua melakukan pada berkasih sayang berselimutkan pada kebajikan lalu lihatlah yang termakan pada batasan dan akhirnya tertutup pandang…?Masihkah menyebut tidak ada batasan ataukah malah melampaui batasan dan itu malah membuat semuanya ada dalam keputusasa’an karena yang sebenarnya itulah yang menganggap kita bertingkah layaknya tuhan dan malah menjadikan tidak adanya tempat kebenaran yang semuanya ada dalam neraca perhitungan…? Kita semua adalah sama yang membatasinya hanyalah fatamorgana seperti juga suatu fatamorgana yang membatasi hanyalah hati atau gunung yang masih tetap ada di jaganya dinding pemisah diantara tempat titik tertinggi atau rendahnya..Lalu di mana kah adanya suatu batasan di hati yang ada dalam kefatamorganaan dan apakah kita bisa menentukan adanya suatu batasan seperti menentukan batas antara gelap dan terang ataupun menentukan batas antara siang dan malam..? Masihkah kita terjebak dalam buaian sang malam ataukah kefatamorganaan siang terang ketika berada dalam kelelahan dan keputusasaan.. Bahkan di malam pun masihkah terlihat terang..?
Keberagaman suatu nyata dan menjadikannya ada dalam suatu yang fatamorgana terlihat indah di mata dan masih belum juga di sadarinya.. Batu yang mematung dalam artian kata seperti barisan hati yang menjaga yang memang benar meredam dan menjaga layaknya sebuah pasukan tentara Yang tak akan gentar sekalipun adanya badai angin yang melanda ataupun diterjang gelombang ombaknya dan menjadikannya sebagai sang penjaga maka jagalah, seperti hati yang meredam dan menjaga yang bukan untuk di puja atau di hina apalagi di sembah yang meredam di kala adanya getaran yang membuatnya ada dalam fatamorgana seperti juga ditetapkan dan diteguhkan hati nuraninya..? Niat menjaga apa yang telah ditetapkan dan menerima semua pemberian tanpa harus berlebihan mengingkari apa yang memang diberikan…seperti barisan hati yang menjaga meredam disetiapnya getaran dan memang benar sebagaimana jalannya awan penuh keberkahan bila hujan tak kunjung datang apakah embun cukup mendamaikan…?maka dirikanlah rapatkan dan luruskan sebuah pandangan seperti adanya tiang-tiang yang menyanggah suatu bangunan menghormati menjaga apa yang ada dalam barisan walaupun hanya diam karena memang ucapan dan gerakan harusnya hanya kepada yang menciptakan tidak ada tinggi kerendahan bahkan semua sama dalam pandangan dan dimanapun pandangan dihadapkan bila saja menoleh kiri kanan dari arah sudut pandang mereka hanya mengucapkan tentang adanya kedamaian atau salam yang semuanya ada dalam kebenaran atau kebajikan dan kesabaran seperti juga adanya tiang-tiang yang menyanggah suatu bangunan dan lebih baiknya suatu kebaikan dilakukan secara bersamaan bukan sendirian karena tiang yang menyanggah suatu bangunan akan lebih kuat bila disanggah secara berjamaah atau bersamaan…. Lubang di hati membuat tak lagi merasa betapa kerasnya usaha menutupinya bila memang sudah dilubanginya maka apakah tetap saja terasa percuma tapi bagaimana lubang di hati itu ada atau bagaimana bisa ada lubang di gunungnya atau lubang di kemegahan bendanya….?apakah haruskah menyalahkan yang menciptakannya kemudian menetapkanya dan meneguhkannya dalam keindahannya…apakah bukankah malah kita sendiri yang membuatnya dan apakah kita tak menyadarinya…..?ketika sebuah nyata yang ada hanya fatamorgana tinggalah ia menganga dalam hampa bak gunung pabila dilubanginya dan ketika setelah hancurnya menjadi fatamorgana tetaplah lubang itu ada sebagai peringatannya..Dan agar mereka mengetahuinya bahwa memang pada suatu masa apakah seluruh hamparan adalah nyata atau bahwa seluruh hamparan adalah barisan hati yang menjaga meredam disetiap getarannya..? 
Terserah saja mau apa tapi pandangan bukan hanya sesaat di depan mata tetapi pandangan harusnya memandang ke segala arah apakah kita tak memikirkannya tentang adanya bangunan kemegahan bendanya yang ada juga yang berlubang-lubangnya atau penuh dengan lubang di hatinya dan dari arah yang mana kita bisa melihatnya memandangnya tapi ada suatu waktunya atau juga di sudut pandang yang berbeda ia malah hilang dalam penglihatan mata seperti juga sang rembulannya ketika di waktu awal bulannya dan dari arah manakah kita melihatnya atau di waktu apa kita melihatnya atau di dalam keadaan apa kita melihatnya memandangnya di dalam keadaan sakit kah atau kah di dalam keadaan sehat bugarnya..? Maka seperti itu jugalah perumpamaan batas antara gelap terangnya maka pandanglah apa yang mudah kita mengerjakannya selama itu benar adanya dan segala kebaikan lekaslah tuk mengerjakannya jangan menundanya meskipun berada di gelap malamnya yang bukan akan dikerjakan keesokan harinya pasti semua akan ada perhitungannya gelap akan sama gelapnya atau tidak akan dibalas melainkan sama seperti apa yang dilakukannya dan tidak ada dosa yang bisa menanggungnya kecuali dirinya sendiri yang menanggungnya dan terang akan lebih telihat terangnya ataupun tampak terlihat dikalikan terangnya..? Langkah melangkah seakan terdengar hanyalah irama tak bernada bertatap mata tapi tak membuatnya ada hanyalah pandangan hampa dan selalu saja apa yang diharapkanya tak kunjung menemuinya lagi pula tak disadarinya semuanya ada dipandangannya dan lebih dekat daripadanya bahkan juga yang menipunya…. Lalu siapakah yang menganiaya bukankah kita tapi tak disadarinya….?
Dua buah biji mata tidak Akan bisa saling bertemu pandang Tapi hati Nurani Atau mata hati akan selalu menemukan pandang,,, cahaya tidak mengenal nama tidak muncul di timur baratnya ataupun bila selatan dan utara bahkan timur barat adalah miliknya di ufuk fajar senja yang terbit dan terbenamnya yang membuatnya tampak terlihat indah ada dalam suatu yang fatamorgana maka Siapakah yang tertipu oleh pandangan indah yang terjadi sesaat didepan mata,tetapi sang cahya Akan terus ada dan menyinari siapapun juga bahkan digelap malamnya atau bila harus diterpejamnya mata tenggelam terbenam bersama mimpi-mimpinya….. ketika sepertinya mengetahuinya tapi yang sebenarnya kita tak mengetahui apa-apa maha sucinya sang pencipta bahkan sekalipun mereka mengetahui kebenarannya tetap saja akan terasa percuma atas kehendaknya saja kita bisa mendapatkan kebenarannya apakah hati tak digunakannya bahkan mereka malah menghalang-halanginya dari adanya jalan yang benarnya dan mereka pun melampaui batasnya..?kembalikanlah suatu pandangan dan sertailah dengan hati yang meredam menjaga...?Bising keramaian pabila didengarkan,,, dan menjadi sepi terdiam kala dirasakan,,, sibuk dengan adanya Keinginan,,, dalam angan yang Berkerlipan,,, hingga tak menyadari bila langit menjadi terang,,, dan tetaplah ia terdiam di kegelapan,,,ikatan belenggu semakin menjeratkan di rasa yang tiada kesyukuran seperti adanya pakaian pabila mengikat erat di badan...? di sudut pojok jalan tampaklah debu bersarang pabila di perlihatkan menuai batas ketamakan di tembok batasan tidak adanya kepedulian...? Siapa yang memberi siapa yang mengingkari siapa yang mengobati siapa yang menyakiti...? Kembalikanlah suatu pandangan.. 
Nyala di percikan buih gelembung kehampaan,,terhempas di kuat arus gelombang yang di akibatkan pada ombak pabila di lautan,,ketenangan kesabaran harusnya menjadi jalan pandangan dalam melakukan setiap pergerakan bagaikan riak di telaga kedamaian...
Serabut halus di benang yang tampak tak kelihatan menyibak ungkapan adanya hubungan yang saling menguatkan dan apakah harusnya ikatan hanyalah daripadanya...?lautan tanya di batas cakrawala menyibak adanya pelita yang akan terus ada dalam setiap langkah...?bagaimana jika kaki tangan kepala di ikat gelang belenggu rasa apakah terasa hampa maka lepaskanlah bagaimana mereka membuatnya terasa indah dengan bisikan yang ada maka jadilah terlepas merdeka..Menunggu kedamaian di senja terbenam kala datang sebuah senyuman...hening lantunan kedamaian terdengar mengumandang layaknya hujan turun membasahi kesejukan ditemaninya lukisan keindahan di pandang dalam sebuah tatapan di batas ufuk terang...kegelapan hanya akan datang ketika berada dalam kehampaan seperti pada suara bisikan maka lepaskanlah kehampaan berjalanlah layaknya awan dalam pergerakan ketika hati ada pada penjagaan apakah itukah sebuah jawaban apa tak di pandang pada badai yang menerjang dan apa yang di hasikan maka jagalah hati itu dalam keindahan lalu bagaimana pergerakan awan yang menyelimuti di dalamnya sebuah keteguhan yang meski di teriknya siang kalaupun hujan tak kunjung datang apakah embun cukup mendamaikan..??? Berdiam bukanlah jawaban akan adanya kedamaian berbuat kebajikan lebih baik daripada tidur berbolak balik badan kekiri kekanan atau juga hanya duduk berdiam dan terdiam...Sang Maha Kuasa tidak hanya akan duduk berdiam dan terdiam berpangku tangan berada dalam suatu keteguhan seperti adanya gunung patung bebatuan atau juga hati yang menjaga dan meredam dari adanya getaran.. Dan Sang Maha Kuasa tidaklah tetap akan tertidur di waktu siang atau di waktu malam di badan yang tetap bergerak berbolak balik ke kiri atau ke kanan seperti tetapnya bayangan yang memendek dan memanjang penuh kerendahan atas kenyataan seperti tetapnya matahari bintang dan bulan yang tetap berjalan di jalur yang terang seperti yang ada pada suatu kebiasaan..? 

1 komentar:

  1. Subhanallah walhamdulillah, wa la ilaha illallah, wallahu akbar, wa la haula wa la quwwata illa billahil 'aliyyil 'azhim. Allahumma shalli wa sallim 'ala sayyidina Muhammadin wa 'ala ali sayyidina Muhammadin. Allahumma ya Karim."

    Artinya: "Maha suci Allah, segala puji bagi Allah, tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah, Allah Maha Besar, tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan salam kepada junjungan kami, Nabi Muhammad, dan kepada keluarga junjungan kami, Nabi Muhammad. Ya Allah, wahai Yang Maha Mulia."

    BalasHapus

Bayangan Part 2 xzx

Lalu bagaimana bila membuktikannya dengan mata terpejam ataupun keesokan pandang atau apa yang akan ada pada langit malam ataupu...