selimut dalam sebuah lamunan di batas keinginan yang kelam...? Di suatu malam terang angin berhembus kencang seakan mengatakan bila kain adalah pakaian di dalam keheningan kegelapan..?
Lamunan malam di wajah yang merengut masam berpaling dan mendustakan dan bagaimana ia menetapkan..? Seraut wajah berpaling dan mendustakan dari adanya kenyataan yang sebenarnya adalah seperti tetapnya bayangan yang memendek dan memanjang sebagai penanda bahwa memang adanya kehidupan pasti akan ada yang menciptakan..? Dan adanya keanekaragaman bayangan dengan sendirinya menjawab akan adanya kenyataan.. Dan Kenyataan ataupun kebenaran tak akan mendua bercabang membayang dan mendustakan.
Berbeda beda keanekaragaman dalam suatu bayangan pada akhirnya hanya akan kembali pada satu kenyataan terang dan tetaplah kebenaran tidak akan bisa di dustakan.
Selimut malam terbungkus kesunyian sepi tenang sekaligus ramai mencekam seperti terdengarnya suara hewan yang berdengung dalam sebuah sayatan ataukah hanyalah sebuah ketakutan yang berubah menyakitkan di kala diri terbenam di lumpur yang berkubang dan memang hitam, atau seperti suara auman kicauan atau juga seperti suara desisan lidah yang dijulurkan lagipula bercabang yang itu sama juga seperti suara bisikan dan semuanya berada dalam samar bayangan. Atau seperti gelap di gundahnya sang malam dalam penatnya ribuan keinginan yang berkelipan? Juga seperti di mata yang terpejam apa juga seperti melihat pada langit malam yang bukan hanya gelap mencekam..? Selimut malam berpendar di gemintang sang bintang cahaya bulan pun bersinaran di sabit atau purnama yang ada dalam sebuah penghitungan ..? dan bintang hanya akan bisa di pandang Di kegelapan malam di dalamnya kehampaan sebagai jawaban akan adanya pengharapan...? Serta sang rembulan menjadi sebuah perhitungan akankah kita terjebak di buaian sang malam di sinar cahya sang rembulan di ribuan petunjuk arahan yang semuanya berdetak berdenyut berkelipan di kala gelap malam...? Lalu bagaimana dengan keesokan terang apakah mereka tergantikan dengan sebuah jawaban yang terbit dan terbenam dan semuanya ada dalam suatu kebiasaan..? Maka kembalikanlah semuanya pada sebenar jawaban atas semua pertanyaan bila semuanya memang ada yang menciptakan sang Maha pencipta pemurah lagi maha penyayang. Dan sudah jelas tak ada bayangan yang akan bisa menjadi sebuah kenyataan dan kenyataan dengan sendirinya adalah kebenaran..
Berpalingnya wajah bukanlah suatu jawaban akan adanya kedamaian apalagi disertai dengan muka yang masam penuh kehinaan dan kesusahan lagipula berada dalam kedurhakaan.
Salam
BalasHapusTerima kasih jhawha.wordpress.com szakati.blogspot.com sakaati.blogspot.com bhuthakala.wordpress.com ajtisaka.blogspot.com
BalasHapus