Ceruk pada suatu nyata dan bayangan yang tercermin di dalamnya

Ceruk kemegahan dalam suatu peringatan yang nyata dan akhirnya terkeruk menjadi sebuah gerbang lubang jalan pandangan yang fatamorgana..? Lalu apa yang tersisa hanyalah lubang di hatinya yang tetap dibiarkan menganga dirubahnya ataukah hanya puing kepingan debu yang tersisa..

Lalu bagaimana mereka hendak mengingatinya..? Layaknya patung yang terdiam membatu maka seperti itu juga gunung yang teguh..? Apakah kita mengira mereka hanya terdiam tapi yang sebenarnya mereka berjalan sebagai jalanNya awan.. Kalau hujan tak menyirami apakah embun mencukupi kalau hujan tak membasahi apakah embun cukup memadai kalau hujan tak menghujani apakah awan cukup menaungi menyelimuti..? 

Keberagaman suatu nyata dan menjadikannya ada dalam suatu yang fatamorgana terlihat indah di mata dan masih belum juga di sadarinya.. Batu yang mematung dalam artian kata seperti barisan hati yang menjaga yang memang benar meredam dan menjaga layaknya sebuah pasukan tentara Yang tak akan gentar sekalipun adanya badai angin yang melanda ataupun diterjang gelombang ombaknya dan menjadikannya sebagai sang penjaga maka jagalah seperti hati yang meredam dan menjaga yang bukan untuk di puja atau di hina apalagi di sembah yang meredam di kala adanya getaran yang membuatnya ada dalam fatamorgana seperti juga ditetapkan dan diteguhkan hati nuraninya..