Apakah sudah terbiasa dengan adanya kefatamorganaan hingga kenyataan pun hanya dianggapnya sebagai bayangan di mana kah naungan tempat bersandar berlabuhnya harapan di kala berada dalam kehampaan dan Dengan sepenuhnya keinginan dalam pengharapan kapankah menemukan daratan dan ketika pun berada di daratan ia pun melupakan doa apa yang ia panjatkan di kala badai yang menerjang menghantam maka janganlah terbiasa dengan adanya ikatan dalam bayang kefatamorganaan hingga ketika terlepas dari jerat ikatan buaian ombak gelombang ataupun sudah berada di daratan sudahkah terlambat untuk berada pada sebenar kenyataan…?
Perumpamaan Seperti ikan yang berada di lautan apakah sudah terbiasa berada dalam bayang kefatamorganaan hingga ketika nyata berada di daratan ia malah terkapar mati menyesakkan merasakan kesakitan dalam kesadaran..? Bukan karena ia tak mengetahui adanya kebenaran kenyataan tapi apakah karena mereka sudah terbiasa dengan adanya buaian dalam jerat bayang kefatamorganaan..?Apakah tak disadarinya adanya rasa sakit ketika kulit tertusuk duri atau rasa perih di luka yang tak terobati atau bila peluh membasahi di dalam keadaan yang letih dan menjadikan diri ada dalam keadaan yang tak disadari,,? Apakah semuanya hasil dari apa yang diperbuat Pada dirinya apakah tak disadarinya lalu Siapakah yang menganiayanya..?
jhawha.wordpress.com szakati.blogspot.com sakaati.blogspot.com bhuthakala.wordpress.com ajtisaka.blogspot.com
BalasHapus