Bintang Menembus Kegelapan

Bintang Menembus Kegelapan
Cahaya Menembus Kegelapan Kehampaan Kekosongan Keluangan Kerenggangan

Bicaralah Jangan Berbisik Ataupun Mengaum

Bicaralah jangan berbisik Ataupun mengaumBicaralah jangan berbisik ataupun mengaum

BICARALAH (JangaN BerbisiK atau pun MengauM) Seperti hewan yang pekak tuli tidak bisa mengerti bahasa ucapan manusia apakah seperti itulah manusia yang sudah tertutup mata hatinya padahal yang sebenarnya mereka mengerti ataupun mengetahuinya tapi apakah karena kesombonganya yang rendah hina layaknya ketika mereka dapat melihat di gelapnya mata apakah hewan itu makhluk yang hina dan apakah setan itu apakah lebih rendah terhina bagaimana mereka bisa berjalan dengan cara jalannya yang tidak seperti manusia begitu bangga diliputi keangkuhannya tanpa mereka menyadarinya seperti hanya bisa berjalan dengan membungkuk saja atau hanya duduk saja ataupun berjalan diantara perutnya atau sujudnya tanpa mereka bisa berjalan dengan tegak berdirinya... Dan apakah hanya manusia saja yang bisa melakukan semuanya dari tegak berdirinya membungkuk duduk ataupun sujudnya...apakah yang mereka kerjakan dari cara jalannya yang hina berjalan dalam kedaan duduknya dan lebih terhina ketika mereka berjalan dalam keadaan terbaring di peristirahatannya dengan jalan menyekutukannya seperti makhluk yang hina dan lebih rendah terhina...? maka berjalanlah dengan SEDERHANA tidak TERGESA-GESA di dalam keadaan apapun juga sebagai seutuhnya manusia dari berdirinya duduknya hingga terbaringnya hanya dengan memurnikan keesaan sang pencipta yang maha besarnya penyayang pemurahnya...apakah hewan tidak bisa masuk dari tempat yang semestinya hingga mereka membuat lubang jalan celah untuk mereka bisa masuk ketempat yang di inginkanya walaupun dengan cara merusaknya membuat lubang di tanah yang tidak semestinya apakah mereka tidak mampu bebicara atau mengucapkan salamnya ketika ingin masuk melalui pintu gerbangnya maka apakah manusia yang dijanjikan kemenangannya melalui pintu gerbangnya apakah sama saja dengan hewan yang rendah terhina ataupun yang sebenarnya apakah merekalah sendiri yang menghinakan dirinya dengan menempuh jalan yang sulitnya padahal mudah saja kalau mereka bisa berbicara hanya bicara tidak menggonggong atau mengaum ketika menggertak lawannya ataupun menganggap siapa saja tidak sama dengan dirinya yang bisa melihat di gelap malamnya ataupun kegelapannya yang rendah terhina kalau saja mereka mengetahuinya dengan sebenar-benarnya...? bahwa kehidupan ini bukan hanya kehidupan didunia saja tapi ada juga akhiratnya tempat yang semestinya sebenarnya atau juga dimana tempatnya mereka tidak akan mengulangi hal yang sama setiap kalinya mereka menemukan jalan keluarnya ditambahkan rasa penasarannya dan yang sebenarnya mereka terjerat terperangkap di dalamnya dengan menyisakan seribu tanya yang tak akan ada jawabannya dengan rasa penyesalannya seperti suara desir gurunnya ataupun suara gulungan ombak lautnya yang berada dalam fatamorgana dan dengan sendirinya membuat merinding berdiri buluh kuduknya apakah mereka hanya mengingatkan saja tentang adanya suara bisikan bisikannya atau malah menjerat memperdaya dengan keindahan fatamorgana yang dibuatnya ketika berada dalam kehampaannya maka tetap sadarlah jangan terlena dengan desir deru debur suaranya...?atau malah yang ada sepertinya dengan tidak disadarinya mereka terperosok menjatuhkan dirinya dari atas tebing tinggi nan curamnya diliputinya tanda tanya perihal penyebab hancur tubuhnya di jurangnya.. Atau pula hancur luluh lantak kemusnahannya yang pada suatu masa dan jadilah ia sama dengan suara bisikan didalam dada atau juga seperti suara desir deru debur ombaknya tentang adanya sebab di dada ataupun luka celah lubang di hatinya..Lalu apakah malah mengulang kembali menjadi penggoda dengan bisikan fatamorgana menjadi sama seperti mereka yang tidak bisa berpijak di tanah dengan kedua kakinya hingga habis kenyataanya ataupun tubuhnya menjadi seperti butiran debu pasirnya ia hanya bisa berbisik menjerumuskannya... maka janganlah menukar apa yang ada dengan yang tidak ada yang tidak terlihat mata yang itu menjadikan sama saja seperti mereka yang ada dalam fatamorgana yang pada suatu kala di debur desir gemuruh suara ataupun tentang adanya bisikan di dada...Putaran percepatan hanya ada dalam sebuah rangkaian tenggelam hina bagaikan hewan dan menggonggong menggertak memperlihatkan kegarangannya keindahannya di setiap gerakan tanda ketakutan yang sangat berlebihan karena memang itulah hewan bahkan sekalipun menyerang apakah bukan sangat ketakutan dan apakah itulah naluri hewan dan apakah bisa kita mengetahui dari suatu gonggongan maka bicaralah layaknya manusia yang berpandangan,,,?apakah yang dipandang selalu ada penuh rasa curiga hingga apapun yang ada mendekatinya dirasa adalah musuhnya dan disertai selalu ada dalam prasangka,,,?untaian bunga di pagi senja menutup terbuka dilamun putaran roda,,?binatang buas malam terbuka mata mencari mangsa dan di fajar terang ia pun masih mencarinya,,, entah sampai kapan kepuasan menemuinya,,?apakah hati tidak ada di dalamnya hingga yang ada dalam pandanganya tidak juga merubahnya menjadi manusia dan pandangan selalu ada penuh curiga apakah tidak melihat ketika batu terbelah ada juga mengeluarkan aliran dalam penghidupanya Dan ketika hati itu bergetar atau bisa saja malah hati terbelah harusnya timbul sesuatu yang menawan yang itu juga harusnya memperingatkan agar kembali lagi mengingat ke jalan kebenaran dan supaya lebih menjaga apa yang ada disekitaran,,,,?Layaknya hewan yang menggonggong apakah bisa kita mengerti maksud dari perkataan atau maksudnya bahkan apakah bilapun ia berbicara perkataan manusia atau kebenaran apakah bukankah apakah seperti yang di hapal atau ditanam dalam suatu kebiasaanya ataupun mengulang kembali perkataanya seperti burung yang berbicara layaknya manusia tanpa ada celah dan manusia bahkan dengan sendiri mengikuti karena terpana ataupun bersiul layaknya mereka…tapi betapa banyak manusia memelihara hewan apakah bentuknya yang menawan dan selalu terlihat ingin diperhatikan dan selalu seperti meminta belas kasihan padahal apakah ia juga bisa menerkam ketika ada dalam kelengahan apakah sama juga seperti setan…?Seekor ular meliuk tergugah gaung kehampaan berdesis menjulurkan lidahnya yang panjang lagipula bercabang dan lihatlah jejak likunya apakah dengan sendirinya kita mengetahuinya…fajar pagi menyingsing lembut nan indah pastilah ada dimana waktunya senja dan di dalamnya diantaranya sepertinya menggeliat bagaikan liukan ular yang berbisa pabila terpedaya maka lihatlah jejak likunya bukan pada bisanya….?suara malam seperti pada rajutan sulam benang tak malukah pada seutas benang dalamnya rajutan…suara siang dalam pencarian penghidupan dalam terang tak malukah bila tak berbagi ketika setitik terang diterbitkan menerangi kegelapan….sudahkah ditetapkan dan diteguhkan hati yang meredam lalu kenapa masih juga tak merasakan…apakah menunggu layaknya kehampa’an yang tiada berawan sekalipun bila menitikkan tangisan apa masihkah merasakan dan apakah malah terbuai manisnya kefatamorgana’an hingga ketika sepertinya menyadari apa yang dilakukan oleh kedua tangan tanpa enggan mengerjakan yang dilakukan….? Apakah di dalam fatamorgana ada juga kenyataannya bekas dari luluh lantak kenyataannya gundukan gundukan di tanah dilautnya menjadi diselimuti lautannya dengan adanya debur ombaknya atau ditutupinya dengan butiran butiran desir pasirnya..? Layaknya suara lolongan malam dengan dada dibusungkan menghadap sombong terhina ke langit malam atau suara kokokan di fajar naik sepenggalan... Dan binatang atau hewan ketika masuk kedalam rumah tidak akan bisa berbicara atau mengucapkan salamnya ataupun meminta izin masuk kepada yang punya rumah jadi siapapun manusianya masuk kedalam rumah sebelum diberi izin masuk kedalam rumah sama juga seperti binatang ataupun hewannya...Lingkar kelam malam mencoba melawan keangkuhan senyap detak suatu putaran seperti juga hewan pabila berjalan dan juga melolong hina di kegelapan,,,,? Lakukan dengan terang....? Hanya dengan terang dan bicaralah layaknya manusia yang berpandangan yang bukan setan atau hewan apakah kita mengetahui arti maksud dari pembicaraan ataupun perkataan dan yang melakukan apapun dalam kegelapan lagipula ketakutan..? Jangan hanya Karena seekor hewan yang tak berdaya apalagi yang sudah terluka dengan membabi buta menuruti hawa nafsunya terus mengejarnya memburunya hingga lupa seorang manusia di tinggalkannya di tengah hutan belantara yang sedang berada dalam penjagaanya dan hutan bukan tempatnya manusia ataupun tempat seorang wanita yang dalam keadaan lemah atau sedang berbadan dua..? bahkan sekembalinya dari berburunya ia malah percaya dengan adanya kabar burungnya yang menganggap sang wanita ada yang menculiknya padahal yang sebenarnya apakah sang wanita ditempatkannya di dalam istana yang bukan di tengah hutan belantara dan pada saat dibawa ke istana dalam keadaan lemah yang bertambah dan tak sadarkan dirinya sedang berada di tengah hutan belantara yang merupakan tempat bagi sekawanan hewannya...? Seperti Hewan yang pekak pendengarannya tidak mengerti bahasa ucapan manusia apalagi setannya tidak mempunyai daya upaya hanya bisa membisikkan sesuatu di dada dan manusia memang tempatnya salah lupa atau khilafnya..?dan jangan mengirimkan suatu utusan dalam bentuknya yang hewan apalagi Setan siapa yang mengetahui suatu maksud pembicaraan yang itu hanya akan menjadi salah faham dan hanya akan menimbulkan kekacauan kerusakan serta buntut dari semua kerusuhan memicu terjadinya peristiwa kebakaran yang akhirnya hanya akan berakhir di medan perang...?dan ketika pada akhirnya mereka saling bertemu pandang di medan perang maka pembicaraan sebagai layaknya manusia yang berpandangan bukan lagi menjadi suatu jawaban akan adanya segala pertanyaan..?karena pembicaraan di medan perangnya bukan lagi tentang kita benar atau salah berteman atau bersaudara hewan atau setannya sekalipun dia adalah guru kita ataupun muridnya iblis maupun malaikatnya ataupun kita sesama manusia atau juga sesama makhluk hidupnya bahkan sekalipun antara anak-anak dengan orang tuanya perang tak akan bisa dihentikannya... Tak akan bisa menghentikan adanya perangnya di medan perangnya sekalipun ajal datang menjemputnya ataupun sang Pencipta sang Maha Kuasa memutuskan keputusan hidup matinya..? Maka bicaralah sebelum semuanya terlambat untuk dipertanyakan atau berada di medan peperangan sebagai seutuhnya manusia yang berpandangan yang bukan setan atau hewan..? Apakah setan itu bukan saja dari golongan tumbuhan atau hewan atau makhluk apapun yang berada dalam kehinaan tapi apakah kita seorang manusia yang berpandangan termasuk juga menjadi golongannya setan..?yang bersembunyi di kegelapan lagipula ketakutan yang tidak nampak kelihatan ketika melakukan suatu perbuatan yang tidak ada dalam kebenaran atau kejahatan yang membisikkan suara keburukan kebencian di setiap kesempatan meski terang ada di setiap putaran…?Lakukanlah dengan terang meski setitik cahya terang yang itu akan menjadi penerang dan yang menjadikan seutuhnya manusia yang berpandangan…Hanya dengan terang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Bayangan Part 2 xzx

Lalu bagaimana bila membuktikannya dengan mata terpejam ataupun keesokan pandang atau apa yang akan ada pada langit malam ataupu...